Call me Naz..

Call me Naz..
ehehe..

Senin, 19 April 2010

Perilaku yang Ingin Saya Bentuk (Teori Behavioristik Skinner)

BAB I. Perilaku yang Ingin Dibentuk/Dihilangkan

Perilaku yang ingin saya bentuk adalah perilaku yang tidak suka menunda-nunda sholat dan perilaku saya untuk tidak meninggalkannya. Dari segi agama yang saya anut, telah disebutkan bahwa sholatlah diawal waktu. Tetapi saya sering menundanya sehingga terkadang saya lupa waktu dan secara otomatis tidak menjalankan sholat tersebut. Berkali-kali saya dimarahi oleh kedua orang tua saya terutama Ayah saya. Karena beliau adalah orang yang sangat religius, maka mengharuskan semua anaknya untuk benar-benar menjalankan ibadah. Saya sendiri terkadang terfikir untuk menghilangkan perilaku menunda-nunda sholat ini yang lama-kelamaan menjadi kebiasaan ini dan ingin membentuknya menjadi lebih rajin dalam menjalankan sholat. Tetapi memang sangat susah untuk membentuk perilaku seperti ini.
Saya berharap dengan diadakannya rancangan pada BAB selanjutnya ini, perilaku saya ini bisa dibentuk atau setidaknya mengurangi perilaku saya yang suka menunda-nunda dan meninggalkan sholat ini. Agar saya menjadi anak yang lebih baik kedepannya bagi orang tua saya dan bagi agama.

BAB II. Rancangan

Rancangan yang dilakukan untuk mengatasi perilaku saya yang suka menunda sholat dan yang terkadang meninggalkan sholat, yaitu:
• Selalu berfikiran bahwa sholat itu adalah hal yang sangat mungkin dilakukan dibandingkan pekerjaan-pekerjaan yang lain yang tidak wajib.
• Menguatkan niat untuk mengerjakan sholat 5 waktu.
• Mencoba selalu mendahulukan sholat diatas keperluan-keperluan lain selama kondisi memungkinkan.
• Mengurangi waktu untuk bermalas-malasan.
• Langsung mengerjakan sholat ketika diingatkan oleh orang lain atau anggota keluarga.
• Melihat dan membandingkan diri saya dengan anggota keluarga saya yang lain yang lebih rajin dari saya dan menjadikannya acuan supaya saya tidak menunda sholat dan tidak meninggalkan sholat.
• Dilakukan dalam waktu 3 bulan. Diusahakan dalam waktu 3 bulan itu untuk mengerjakan sholat tanpa ditunda-tunda.

BAB III. Hasil

Rancangan tersebut dijalankan dan diterapkan. Hasilnya, saya sudah lumayan rajin dan langsung mengerjakan sholat begitu diingatkan oleh Ayah saya. Walaupun terkadang perilaku menunda-nunda dan meninggalkan sholat itu masih sering muncul ketika Ayah saya sedang tidak ada didekat saya, karena Ayah dan Ibu saya tinggal di Medan dan saya disini bersama kedua abang saya. Tetapi, saya sudah tergolong jauh lebih baik daripada saya yang dulu. Sekarang saya sudah membudidayakan bahwa sholat itu penting dan sesuatu yang wajib, dosa bila tidak dikerjakan dan apabila tidak mengerjakannya sama saja dengan membolehkan orang tua saya menghukum saya karena tidak menjalankan perintah agama yang sudah seharusnya itu.
Diri saya yang dulu yang suka berbohong pada Ayah saya bahwa saya sudah mengerjakan sholat dan sering merasa kesal bila diingatkan dan sering sekali sengaja meninggalkannya dan bisa dibilang hanya sholat maghrib yang tidak pernah tinggal setiap harinya, dan sholat shubuh yang kadang-kadang saya kerjakan. Sedangkan diri saya yang sekarang jauh lebih rajin daripada diri saya yang dulu tersebut. Saya sudah mulai menjalankan sholat tanpa harus diingatkan dan terkadang saya merasa puas akan hal itu.

BAB IV. Pembahasan

Seperti yang diketahui pada BAB-BAB sebelumnya bahwa perilaku yang ingin saya bentuk adalah sholat di awal waktu (tidak menunda-nunda sholat) dan rajin sholat 5 waktu (tidak meninggalkan sholat). Saya menggunakan teori Burrhus Frederic Skinner untuk membentuk perilaku saya tersebut. Sesuai dengan teori Skinner, tentang operants (Operant adalah sesuatu yang dihasilkan, dalam arti organisme melakukan sesuatu untuk menghilangkan stimulus yang mendorong langsung) dan respondents (Respondent adalah sesuatu yang dimunculkan, dimana organisme menghasilkan sebuah respondent sebagai hasil langsung dari stimulus spesifik). Oleh karena itu, saya akan coba membahas proses pembentukan perilaku yang ingin saya bentuk tersebut pada BAB ini.
Sejak kecil, dalam keluarga saya, orang tua saya mengajarkan bahwa agama dan pendidikan adalah yang paling penting. Yang memegang peranan penting dalam keluarga saya adalah Ayah saya selaku pemimpin dalam keluarga. Beliau selalu mengingatkan untuk sholat diawal waktu dan menjalankan sholat 5 waktu. Tetapi pada saat itu dikarenakan saya yang masih kecil dan memiliki tanggung jawab yang minim, Ayah saya masih membiarkan saya jika saya meninggalkan dan menunda-nunda sholat.
Ketika saya berumur 8 tahun, jika saya sholat, Ayah saya memberikan pujian dan menghadiahi saya makanan kesukaan saya, maka saya jadi menyenangi kegiatan sholat saya tersebut dengan mengerjakannya dan agar dilihat oleh orang tua saya sehingga saya diberikan makanan-makanan tersebut (dihubungkan dengan teori Skinner tentang penguatan atau reinforcement: Positive reinforcement, yaitu penyajian stimulus yang meningkatkan probabilitas suatu respon. Penguatan positif sebagai stimulus, dapat meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu sedangkan penguatan negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang. Bentuk-bentuk penguatan positif adalah berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum, menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dan sebagainya).
Tetapi setelah saya beranjak besar sekitar umur 12 tahun, dan sudah mulai mengerti akan yang namanya agama, pola asuh orang tua saya mulai berubah. Ayah saya mulai memberikan hukuman kepada saya jika saya tidak mengerjakan sholat dengan memukul kaki saya dengan tangan atau dengan ancaman kaki saya akan dicambuk dengan tali pinggang (dihubungkan dengan teori Skinner tentang salah satu jenis stimulusnya: Hukuman, yaitu pemberian stimulus yang tidak menyenangkan misalnya : “Contradiction or reprimand”). Dengan adanya hukuman tersebut, saya jadi merasa takut dan secara langsung memberikan efek terhadap pembentukan perilaku saya tersebut. Saya jadi mulai mengerjakan sholat ketika diingatkan oleh orang tua saya, atau ketika orang tua saya sedang berada dirumah dan tidak memiliki keberanian untuk mencari alasan menundanya.
Ketika saya mulai jauh dari orang tua saya terutama Ayah saya, ternyata perilaku saya yang sudah agak terbentuk itu pelan-pelan menghilang lagi. Saya mulai berbohong untuk menghindari hukuman-hukuman yang diberikan oleh Ayah saya tersebut. Saya berbohong telah mengerjakan sholat, padahal sebenarnya saya tidak mengerjakannya (dihubungkan dengan teori Skinner tentang salah satu konsep Operant Conditioning: Extention, ialah proses penghentian kegiatan sebagai akibat dari ditiadakannya penguatan.). Hal itu sempat memberikan efek kemunduran bagi saya. Tetapi, begitu Ayah saya berada di dekat saya, dan mulai memarahi saya ketika saya ketahuan berbohong, maka saya pun kembali mengerjakan sholat dan mengerjakannya di awal waktu, saya mengalami kemajuan lagi pada perilaku yang ingin saya bentuk itu.
Akhirnya, sekarang, setelah saya mulai memiliki wawasan lebih luas tentang agama, dan Ayah saya sudah tidak memberikan pola asuh yang sama dengan yang dulu (ketika saya berumur 12 tahun), Ayah saya mulai menanamkan bahwa saya sudah besar dan bisa menentukan mana yang baik dan yang benar, dan memberikan penguatan positif (sesuai teori Skinner) dengan memberikan saya pujian jika sudah mengerjakan sholat di awal waktu dan mengingatkan sholat dengan cara-cara yang bisa diterima oleh saya yang sudah besar ini (tidak dengan memberikan hukuman lagi), perilaku sholat di awal waktu (tidak menunda-nunda sholat) dan rajin sholat 5 waktu (tidak meninggalkan sholat), itu lambat laun mulai bisa saya dekati (dihubungkan dengan teori Skinner tentang salah satu konsep Operant Conditioning: Shaping, ialah proses pembentukan tingkah laku yang makin mendekati tingkah laku yang diharapkan.). Saya merasa jauh lebih baik dengan perilaku saya yang sekarang dibandingkan dengan perilaku saya yang dulu. Walaupun perilaku yang ingin dibentuk tersebut belum berhasil, setidaknya saya sudah sampai pada tahap “Shaping” dalam teori Skinner.

Daftar Pustaka

V, Arya.2008.Teori Burrhus Frederic Skinner. http://aryaverdiramadhani.blogspot.com/2008/02/vj23ii2008-teori-burhuss-skinner.html.diakses 12April2010
R, Bambang.2009.Teori Asosiasi: Thondike dan Penguatan: Skinner. http://bambangriyantomath.wordpress.com/2009/05/29/teori-asosiasi-thondike-dan-penguatan-skinner/.diakses 12April2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar